14 Juni 2008

Pelatihan Daur Ulang

Pelatihan yang lebih tepatnya sharing ilmu tentang daur ulang ini akhirnya jadi dilakukan hari Sabtu dan Minggu tanggal 7 dan 8 Juni 2008. Awalnya sih ragu juga dengan antusiasme peserta, setelah beberapa peserta membatalkan kepesertaannya, karena ada acara lain.

Tetapi the show must go on. Peserta yang akhirnya bersedia dan siap untuk mengikuti pelatihan ini 12 orang. Pelatihan yang dilakukan ada beberapa jenis yaitu pelatihan dasar-dasar meronce dengan memanfaat bungkus kemasan mie, kopi, snack dll. selanjutnya pelatihan membuat taplak meja menggunakan sedotan bekas air mineral gelas, yang dipotong potong kemudian dianyam dengan benang rajut. Khusus untuk satu peserta yang kebetulan berprofesi sebagai guru therapy anak penderita autis, juga ditambahkan pula ilmu daur ulang kertas koran yang nanti akan dia gunakan dalam salah satu terapinya.

Kegiatan meronce adalah kegiatan utama dari para peserta. Bahan-bahan yang disiapkan oleh Ibu Dewi sangat melimpah, sehingga masing-masing peserta tidak berebutan bahan untuk mengerjakan proyeknya.

Proyek pertama peserta adalah membuat tempat pinsil berdiri, dimulai dengan membuat anyaman bentuk pagar, jumlah harus genap sehingga bila disambung kedudukannya akan pas.

Setelah jadi beberapa pagar dan telah dilingkarkan seperti gelang, barulah beberapa gelang tadi dijahit tangan pinggirnya sehingga membentuk sebuah tabung. Setelah bagian bawah ditutup jadilah tempat pinsil yang cantik yang bisa diletakan di meja.

Permasalahan utama dalam meronce ini adalah bila anyaman ingin tampil serasi warnanya, karena bila warna dan gambar yang dianyam serasi, akan menjadikan produk kita bagus dan kelihatan mewah. Tehnik melipat harus sangat dikuasai, apabila tidak maka produk akhir kurang terkesan ekslusif.

Imajinasi pola pun akan memperkaya hasil produk, sehingga hasil produk pun bisa bermacam-macam misal tempat pinsil, dompet, tas mukena, tas belanja, tempat koin, alas sajadah dll

Untuk produk tas,bisa juga dibuat tidak dengan cara dianyam/dironce, tetapi dengan cara menyambung kemasan2 tsb dengan cara dijahit memakai mesin jahit, setelah lebar baru dipotong sesuai pola untuk dibuat tas.

Beberapa peserta terutama tetangga sangat memanfaatkan keberadaan ibu guru Dewi yang memang menginap di lokasi, untuk datang dan datang lagi bertanya kepadanya sehingga praktis sebenarnya tidak ada batasan waktu dalam pelatihan ini.

Tidak ada komentar: